Asmaraloka
Ragam sastra ini hanya ditujukan sebagai sebuah pengingat atas apa-apa yang telah mencederai, mengamputasi, bahkan membunuh rasa ‘ada’ dari manusia yang dianggap makhluk paling sempurna di muka bumi. Di balik rahasia, telah terbungkam kasih yang terendam dalam banjir afeksi sebagai akibat tidak mengalirnya kemanusiaan ke bilik yang sepatutnya. Kemanusiaan itu terbendung pun tercabik. Seakan-akan memberikan potret kejumawaan potensial dari segelintir orang yang menutup aliran itu dengan rapat. Segelintir yang berjumlah tidak tentu, yang rasanya mencekik label universal sebagai suatu entitas manusia. Dalam ragam sastra ini pula, saya tidak akan menghubungkan cerita dengan konstruksi hukum – wujud ketegasan peraturan - yang memang ada untuk memberikan kebahagiaan bagi seluruh masyarakatnya, tetapi saya mengajak atau dalam tataran yang lebih tinggi, menuntut sebuah konsep mendasar bagi tiap orang, tiap individu, menanamkan suatu postulat untuk tidak pernah menyalahi kodrat man