Kadang di Sembilan Belas Tahun
Sembilan belas bukan lagi angka untuk seseorang disebut sebagai anak-anak. Sembilan belas tahun bukan lagi masa seseorang diatur jadwal tidur sebegitu ketatnya oleh orang tua. Sembilan belas tahun bukan lagi umur untuk seseorang mempermainkan emosi di atas mainan. Bukan di titik sembilan tahun juga seseorang baru mempertanyakan personifikasi manusia dengan umurnya. Terlebih, bukan di umur tersebut pula seseorang akan paham bertambahnya umur tidak selalu linier dengan kepintaran. Kadang, ketika pulang kuliah, saya berpikir apa sebenarnya yang baik-baik saja di tempat ini--tempat seseorang dihitung lama kehadirannya. Ingin mencoba memahami lewat identitas, tapi bahkan eksplorasi identitas membuat mereka menghadirkan potret betapa buruknya identitas terkait dengan komparasi yang masuk akal aja tidak sama sekali, apalagi dibilang masuk hati? Ingin mencoba memahami lewat pandangan atas paham, tapi bahkan orang-orang saling "membunuh" tanpa mengerti atas alasan apa paham i