Posts

Showing posts from December, 2014

Protesnya Jantung

Langit menghitam tanda kegelapan Terambah cahaya biru manja khatulistiwa Ranah mengeras tanda terpijak kehancuran Angin bertiup seolah tak punya tujuan Menghembuskan udara yang membawa kematian Zat yang dibutuhkan terdegradasi Terdeformasi oleh busuknya akal pribumi Melahirkan beribu harapan masa sunyi Gelap tak memiliki arti Hidupnya ya hidupnya Hidupku ya hidupku Prinsip bodoh yang mengakar di pikiran Hanya mengenal lembaran kertas Yang tak sobek jika tercuci dan berharga tanpa kadaluwarsa Mereka rupanya pintar bersandiwara Bernyanyi dan menari di atas retaknya ranah kehidupan Memikirkan kehidupannya yang mewah karena lengkapnya kami  dalam keindahan ruang hidup Sesungguhnya.. Apakah yang mereka lakukan? Dan apakah yang mereka cari? Rangka terlapis semen yang menjulang Tak menggambar akalnya yang cerdas dan akhlak yang luhur Mungkin sekarang tak terpikir Namun kelak akan berpikir Kehidupanku yang terbabati menjadi beban baru Kehilangan penerus ke

Kini Bukan Lalu

Waktu tak menarik jarumnya Matahari konsisten dengan cahayanya Jalan merusak dengan sendirinya Hati kosong dengan lamanya Retaknya bentuk  Menusuk segala rusuk Tak pernah diam untuk lupa Tak yakin bisa untuk ingat Prakarsa telah habis untuk sesaat Semangat perlahan karat Lalu adalah tuntutan kesedihan Membayang janji Yang bodoh terluapkan Nyatanya, Janji adalah kebodohan Kini, kau lupa lalu Kini, kau pindahkan lalu Kini, tak pernah menyinggung lalu Kini, lalu telah lalu Kini, biarkan aku lupakan lalu Lalu? Pergilah lalu Langkah ini harus berderap Hati ini harus isi kembali Lalu, kini memang bukan tempatmu

Pendidikan atau Pembunuhan?

Jiwa terombang debu Melekatkan bara yang membunuh Menyuap secara paksa Wajah manis kecil pribumi Dengan hal yang mereka sebut ‘pendidikan’ Merenggut mental alami Yang terlahir secara sempurna Menghiasi keadaan awal yang bahagia Seperti awal kehancuran senyuman Masalah berasal dari ranahnya Perdebatan urusan tangan kanan Tak pernah berhenti mengacau ‘kelinci percobaannya’ Menelan dan menelaah Mengkritik dan memberi saran Bukanlah kuasa si kelinci Percobaan untuk membunuh Karakter jiwa tunas  satu per satu Jadi, apakah pendidikan sama dengan pembunuhan?