Protesnya Jantung
Langit menghitam tanda kegelapan Terambah cahaya biru manja khatulistiwa Ranah mengeras tanda terpijak kehancuran Angin bertiup seolah tak punya tujuan Menghembuskan udara yang membawa kematian Zat yang dibutuhkan terdegradasi Terdeformasi oleh busuknya akal pribumi Melahirkan beribu harapan masa sunyi Gelap tak memiliki arti Hidupnya ya hidupnya Hidupku ya hidupku Prinsip bodoh yang mengakar di pikiran Hanya mengenal lembaran kertas Yang tak sobek jika tercuci dan berharga tanpa kadaluwarsa Mereka rupanya pintar bersandiwara Bernyanyi dan menari di atas retaknya ranah kehidupan Memikirkan kehidupannya yang mewah karena lengkapnya kami dalam keindahan ruang hidup Sesungguhnya.. Apakah yang mereka lakukan? Dan apakah yang mereka cari? Rangka terlapis semen yang menjulang Tak menggambar akalnya yang cerdas dan akhlak yang luhur Mungkin sekarang tak terpikir Namun kelak akan berpikir Kehidupanku yang terbabati menjadi beban baru Kehilangan penerus ke