Another things to write on April
Gue gak pernah secara eksplisit dan terang-terangan menceritakan apa yang
sedang gue pikirin. Di balik kajian-kajian formal yang menilik permasalahan
sosial dan hukum yang gue tulis secara tegas, gue gak bisa melakukan hal yang
sama ketika itu tentang kepribadian. Well,
alasannya sederhana karena orang-orang belum tentu sepaham dengan apa yang gue
pegang karena perspektif bisa aja ngebawa lo kepada hal-hal yang berada dalam
naungan minoritas yang salah bagi orang. Tapi selama masih terbuka, gue merasa gak salah berada di ruang minoritas karena ada keterpaksaan untuk berpikir apa-apa yang dipikir oleh mayoritas.
Hal-hal yang gue anggap minoritas itu mungkin akan terang di sini. Sesederhana bahwa gue ngerasa pemimpin gak serta merta harus memiliki sifat yang tegas dan berwibawa atau contoh lainnya adalah terafiliasi dengan hal yang pada akhirnya tidak bisa diargumentasikan. Perdebatannya mungkin akan panjang, tapi itu adalah hal yang gue pegang.
Hal-hal yang gue anggap minoritas itu mungkin akan terang di sini. Sesederhana bahwa gue ngerasa pemimpin gak serta merta harus memiliki sifat yang tegas dan berwibawa atau contoh lainnya adalah terafiliasi dengan hal yang pada akhirnya tidak bisa diargumentasikan. Perdebatannya mungkin akan panjang, tapi itu adalah hal yang gue pegang.
Sama halnya dengan praktik beragama, yang terkadang justru di luar pemahaman
kebebasan beragama yang tertulis dalam konstitusi. Lihat saja cermin yang sibuk
menilai kualitas agama orang lain dan merendahkan orang untuk menaikkan dirinya
atas perhitungan pahala di hadapan Tuhan. Jika semacam ini fungsi agama, apa
lebih baik kita harus belajar pendidikan karakter saja? Entah, tapi fungsi agama
yang harus dipahami setidaknya harusnya memahami kebaikan itu sendiri karena
memang agama seperti itu adanya.
Hal lain yang mungkin secara terang dapat gue bilang di sini adalah tentang meletakkan sandaran kepada
orang lain. Begitu banyak orang yang kecewa karena pundaknya dilepas begitu saja.
Mungkin akan naif kalo gue bilang gue bukan salah satu bagian dari itu, tapi
sedikit demi sedikit gue paham bahwa gak ada satu orang pun yang bisa disandar.
Bahkan, orang terdekat dalam satu atap, yaitu keluarga karena cepat atau lambat mereka akan pergi tanpa aba-aba. Siapa pun itu, pasti memiliki jarak untuk memahami
hidupnya masing-masing. Ketika hal tersebut datang dan benturan itu terjadi,
maka kita semua harus bersiap.
Segelintir keterangan-keterangan itu mungkin gak pernah gue bilang ke orang lain dalam diskusi karena apa daya memperdebatkan prinsip di tengah riuhnya hal yang harus dikejar tidak lebih baik daripada mengerjakan apa yang dikejar.
Segelintir keterangan-keterangan itu mungkin gak pernah gue bilang ke orang lain dalam diskusi karena apa daya memperdebatkan prinsip di tengah riuhnya hal yang harus dikejar tidak lebih baik daripada mengerjakan apa yang dikejar.
Comments
Post a Comment