Random Story!
*typing*
*delete*
*typing*
*delete*
*typing……….. oke, entah kenapa yang pertama terlintas di otak gue adalah masalah yang udah wajar di anak SMA, buat kalian yang masih dibawah umur, ajak orang tua kalian untuk baca, ya. Suruh mereka follow gue juga di twitter dan instagram. Back to the topic, yang gue maksud hal yang wajar di masa SMA adalah masalah percintaan dan pertemanan. Dramatis banget ya kata-katanya, tapi ya udahlah ya. Jadi, yang pertama gue akan bahas adalah percintaan. Disini, kata “percintaan” itu artinya masalah mencintai satu sama lain, ya. Bukan bercin………. (you know what I mean, right?) NEXT!
Nah, pertama. Pernah gak sih ngerasa, Siapa yang pacaran siapa yang strees? Siapa yang pacaran siapa yang ribet? Siapa yang pacaran siapa yang ngerti gue? Siapa yang pacaran siapa yang nyamuk? Kalo pertanyaan terakhir, itu gue jawabannya.
Kadang pemikiran itu terlintas dari 10% kemampuan otak gue. Ini bukan implikasi dari kisah gue, ya. Tapi,
kisah mereka dengan burung-burungnya yang sampe ke telinga gue. Burung itu maksudnya rumor dan kabar-kabar._.
Jadi, mari kita permasalahkan masalah tersebut sampai tidak ada masalah lagi dalam masalah. Jadi, apakah kalian sependapat dengan gue? Mengenai pertanyaan pertanyaan aneh diatas? Apa yang kalian rasakan adalah wujud ke-manusiawi-an o-rang, kok. Pasti, pasti dan pasti, ada yang pernah berpikiran kaya gitu ke temennya.
Temennya sih sebenernya maksudnya baik. Tapi kadang, apa yang mereka lakuin itu ngeribetin, iye, gak? Kaya misalnya ketika ada masalah sama pacar, yang sibuk ngertiin kita adalah dia (temen). Ketika mau nyari kado, yang ngasih saran tapi kaya kritik alias maksa adalah dia (temen). Ketika gak bisa ketemuan karena ada kerjaan, tapi yang malah marah adalah dia (temen). Lucu kan? Itu lah temen.
NEXT!
Masalah percintaan lainnya adalah “how we think about this relationship”.Kebanyakan dari orang berpikiran bahwa pacaran adalah jalan lo untuk menjadi dewasa dan menjaga gengsi dari temen-temen. Kalo yang pertama gue setuju, yang kedua? Enggak deh. Gini vro, gue nasehatin ya (seorang anak 16 tahun mencoba menjadi guru), awal mulanya pacaran adalah ketika kalian ingin mengetahui lebih lanjut dan lebih dekat sebelum kalian berujung pada pelaminan. Iye,gak? Kadang gue ngerasa bingung aja, pacaran anak SMA tapi gaya udah kaya mau nikah. Dari yang gue tahu dari beberapa sumber, pacaran di masa SMA itu dikit yang berujung dari kata nikah. Jadi, yaudah pacarannya bawa-lah santai sesuai rute. At least, you can appreciate what love is.
Ketika lo putus pun, dunia gak bakal nyalahin dan runtuh depan bulu idung lo. Yaelah, putus gitu di masa SMA. Even you really love her/him. It still senior high school. Don’t ever expect too much to something. Tapi, gue bilang gini, bukan berarti dengan gampangnya lo bisa putus sama seseorang, ya. Balik lagi, ke kata-kata gue. At least, you can appreciate what love is. Ketika lo mau putus pun pertimbangin segala aspek, inget, segala aspek. Kalau cuma berdasar gue masih sayang. Lalu, lo bisa lanjut? Bagaimana dengan rutinitas kalian? That’s the question.
Yang selanjutnya adalah “jangan nyerah gitu aja, apalagi di masalah pertama”. Gue dapat quote dari salah
satu buku yang gue baca, yaitu
Amantium Irae Amoris Integratio Est
Yang artinya, “pertengkaran dari sebuah pasangan akan memperbaharui cinta mereka”
Well, itu dia mengapa jangan mundur di masalah pertama. Kecuali, masalah pertama dengan intensitas yang gak hanya sekali.
NEEXXXTTT!! Topic tadi sedikit bikin mikir.
Selanjutnya adalah masalah pertemanan. Iya, pasti ada yang mikir kalo..
“yaelah, masa iya gini aja dipermasalahin kwkkwkwkw”
“yaelah, lo lebay amat sih wkkwkw”
“yaelah dan yaelah”
Gini, deh. Kadang gue bingung, jengkel, dan gak paham. Kalo ada yang bilang
“yaelah, temen gue. Dateng ketika butuh aja.”
Entah cuma gue yang berpikir itu adalah hal yang basi atau gimana. Tapi, yang jelas gue males aja kalo itu muncul lagi di linimasa (timeline socmed) (buat kalian yang sering gini, jangan tiba-tiba unfollow ya. Gue gini Cuma demi reputasi kok. Iya, biar keliatan dewasa, gitu)
Sekadar meluruskan aja, gue sih jujur, ya . Gue bakal dateng ke temen gue yang emang ketika ada maunya. Contoh, gue mau main bareng, mau ngobrolin sesuatu, dan mau minta tolong. DAN, DAN, DAN, ketika temen gue dateng pun, gue bakal ngikutin dan ngebantuin. Emang menurut kalian, temen itu harusnya gimana? Duh, anak zaman sekarang itu kompleks banget, ya bak atom dalam fisika.
NEXT TOPIC!
Ketika mereka bilang sahabat dan temen itu nyatanya beda? YAELAH VRO
Zaman sekarang, masih aja ngasih segmentasi orang disekeliling lo. Gini deh, menurut buku yang ada artinya (KBBI)
SAHABAT = TEMAN
&
TEMAN = SAHABAT
Jadi, teman dan sahabat itu sama ya, viewer.
Well, udah jam 22.30. Anak asrama yang satu ini harus beranjak ke kasur (padahal udah di kasur). Dari tulisan gue di atas. Harap diambil manis aja. Pahitnya? Jangan dibuang. Kunyah dikit (proses dan renungkan) sehingga jadi manis. Dan kalo ada kata yang offensive, bikin aja jadi enggak. DANKE!
Comments
Post a Comment