#1 Midnight Thought

“If you let people’s perception of you dictate your behaviour, you’ll never grow as a person.”
-          George Feeny, Boy Meets World

             Menjadi seseorang yang tidak akan lepas dari interaksi sosial menciptakan suatu problematika tersendiri, baik yang disadari sebagai permasalahan major atau mungkin tidak. Pasalnya, setiap ruang tukar kata akan menyelipkan emosi-emosi yang memiliki kans untuk tertangkap tidak sempurna dan tidak berbalas baik. Namun, hal tersebut lumrah terjadi atas frekuensi manusia yang berada dalam taraf yang tidak sama.

             Hal itu sama sekali berbeda dengan anggapan titik-titik pemaksaan ketidaksepahaman yan ada. Di sini, mereka akan mencoba mendiktekan titik tersebut untuk kembali menyambungkannya dalam satu frekuensi yang tidak sama dan tidak searah. Apakah manusia sekosong itu dalam menciptakan ruang hubungan? Menarik titik-titik frekuensi orang lain dengan paksa hanya untuk memberikan buntut atas kepala pemikirannya yang dianggapnya sebuah swadarma. Manusia – dengan pikulan intrik emosional – harus sadar akan frekuensinya. Dikatakan atau tidak, jutaan jiwa ini memiliki ruangnya masing-masing yang tidak menerima suatu sambungan paksaan yang tidak dikehendaki.

             Oleh karena itu, berhenti menyambungkan variabel tidak relevan atas titik-titiknya dan berhenti membunuh jiwa-jiwa paripurna atas disfungsi sifat dan visi. Tidak masalah jika koma yang diberikan hanya koma rekomendasi, yang memang apabila dalam frekuensi yang sama akan dilanjutkan dan apabila tidak, akan hanya menjadi nirgesekan.


Comments

Popular posts from this blog

Waktu, Rindu, dan Satu - Apresiasi Film Flipped

Menelisik Fokus Pemerintah Terhadap Pengembangan Infrastruktur Melalui APBN 2017

Anomali Toleransi